Tuesday, December 22, 2009

Ilyushin Il-96


Ilyushin Il-96-300 adalah sebuah pesawat penumpang berbadan lebar. Pesawat ini didesain oleh Ilyushin, Uni Soviet.

Data Teknis

Mesin dan Daya Dorong

Empat Mesin Turbofan 160.0kN (35,970lb) Aviadvigatel (Soloviev) PS-90A

Kinerja

Kecepatan Jelajah 850 sampai 900 km/ jam (460-485 knot)

Kecepatan jelajah jarak jauh 0.78 Mach, Kecepatan tinggi dalam jelajah 0.80 Mach dan kecepatan maksimum 0.84 mach

Jarak Jelajah dengan muatan maksimum 37.5 tin (82,675 lb) dan cadangan 9000 km (4850 nm), dengan 30 ton (66,140 lb) muatan 10.000 km (5400 nm(nautical miles)), dengan 15 ton (33,070 lb) muatan 12000 km (6500 nm)

Berat pesawat

Berat kosong operasional 121,500 kg (267.860lb), berat max take off 250,000 kg (551,160 lb), max landing 183,000 kg (403,450 lb), kapasitas tangki bahan bakar 150.000 liter (39,625 gallon)

Dimensi dan ukuran pesawat

Rentang sayap (ujung ke ujung) 60.11 m (197 ft (kaki) 3 in (Inchi), panjang badan 55.35 m (181 kaki 7 inchi), tinggi 17. 17.55 meter (57 kaki 7 inchi). Lebar sayap 391.6m2 (4215.0 kaki persegi(sq ft))

Kapasitas

Tiga awak kabin (dua orang pilot dan satu FE (flight engineer). Kelas tunggal (Single Class) 300 kursi dalam 9 baris dengan 2 kabin. Tiga kelas terdiri dari 235 kursi dengan 22 kursi kelas satu dalam 6 baris dengan jarak antar kursi 102 cm (40 inchi), 40 kelas bisnis dalam 8 baris dengan jarak 90 cm (35 in), dan 173 kelas ekonomi dalam 9 baris dengan jarak 87 (34 in). bagasi bagian bawah depan dapat mengangkut kontainer tipe LD3 atau pallet dengan kapasitas 9000 kg (19,840 lb) dan bagasi belakang dapat mengangkut 10 LD3 kontainer atau pallet dengan kapasitas 15,000 kg (33,070 lb)

Produksi

Terdapat sekitar 15 Il-96-300 yang telah diproduksi dimana 6 unit dioperasikan Aeroflot dan 3 unit dioperasikan oleh Domodedovo Civil Aviation Enterprise dan sisanya dioperasikan oleh unit pemerintah Rusia termasuk satu unit sebagai pesawat kepresidenan.

Tipe

Pesawat penumpang berbadan lebar jarak

jauh

Sejarah

Pesawat Il-96-300 adalah pesawat penumpa

ng Rusia dengan desain baru dengan menambahkan sejumlah teknologi dan mesin yang baru dan pengembangan dari pesawat Il-86 yang kurang kompetitif.


Pesawat ini dmulai pembuatannya pada pertengahan 1980-an yang kemudian disusul penerbangan perdananya pada bulan 28 September 1988. Dibuat dalam dua prototipe yang digunakan sebagai uji di darat yang berada pada a

rea dimana Il-86 menempuh program sertifikasi 1200 jam . Pesawt Il-96 mendapatkan sertifikasi oleh Rusia pada tanggal 29 Desember 1992. Tahun berikutnya Il-96-300 masuk operasional di maskapai penerbangan Aeroflot.


Pesawat Il-6-300 dibuat berdasarkan pesawat berbadan lebar sebelumnya Il-86 namun dilengkapi dengan perlengkapan teknologi baru khususnya berdasarkan pesawat penumpang berteknologi barat. termasuk tiga kontrol Sistem fly-by wire, 6 monitor EFIS pada kokpitnya meskipun menggunakan tiga awak, tidak dua awak penerbang sebagaimana desain pesawat barat, Dibangun dengan menggunakan konstruksi komposit (termasuk flaps dan lantai dek utama) serta winglet. Menggunakan mesin turbofans PS-90 yang didesain untuk memenuhi batas kebisingan Stage 3 yang merupakan standar ICAO (dimana Il-86 tidak memenuhinya sementara bagian lower deck airstair yang ada pada Il-86 dihapus.


Pesawat Il-96-300 merupakan pesawat Rusia yang dibangun dengan teknologi barat (termasuk mesin Pratt & Whitney PW-2337 dan sistem avionik digital Collins) serta merupakan basis dari pesawat Il-96-M dan Il-96 T.

Ini Cockpit IL - 96









Ilyushin Il-62


Ilyushin Il-62 adalah sebuah pesawat jarak jauh yang memiliki badan sempit. Pertama kali diperkenalkan tahun 1963, oleh perusahaan penerbangan Ilyushin, Uni Soviet. Ilyushin Il-62, yang pertama, melakukan penerbangan perdana tahun 1963. Seri Il-62M, yang paling laris, terbang pertama kali tahun 1974.

Sejarah

Pada waktu itu adalah era pesawat bermesin empat. Namun, memiliki badan yang kecil. Ilyushin kemudian merancang sebuah pesawat yang dapat menyaingi pesawat kecil bermesin empat lainnya. Akhirnya, lahirlah Ilyushin Il-62. Ilyushin Il-62 juga dirancang untuk menggantikan pesawat turboprop jarak jauh Tupolev Tu-114. Karena bertujuan menggantikan Tu-114, maka Il-62 juga dirancang untuk jarak jauh, yaitu 10.000 km.

Il-62 memiliki empat mesin Soloviev D-30KU, yang saat ini digunakan untuk mentenagai Tu-154M. Mirip dengan DC-9 dan MD-82, mesin diletakkan di belakang (lihat gambar). Dua mesin disambung di satu sisi.

Varian


Ilyushin Il-62 dibagi menjadi 3 seri : Il-62, Il-62MK, dan Il-62M. Dari ketiganya, Il-62M adalah yang paling laku, dengan penjualan sebanyak 193 buah. Il-62 terjual sebanyak 94 buah, dan Il-62MK hanya berhasil terjual sebanyak 9 buah. Totalnya adalah 292 buah pesawat.

Ilyushin Il-62 mengakhiri masa layanan tahun 1993.

Pesawat Saingan


Sebuah Vickers VC10 milik maskapai Gulf Air yang akan mendarat di Bandara Internasional Heathrow.
Lihatlah persamaan VC10 dengan Il-62 mengenai konfigurasinya (lihat gambar Rossiya)

Ilyushin Il-62 bersaing dengan 3 pesawat mesin empat lainnya, yaitu DC-8 dan Boeing 707 dari Amerika Serikat, dan Vickers VC10 dari Inggris. Konfigurasi Ilyushin Il-62 sama dengan Vickers VC10. Tupolev Tu-114 adalah pesawat buatan Soviet yang digantikan oleh Ilyushin Il-62 ini, karena Tu-114 masih menggunakan turboprop.

Ini Cockpit IL - 62





















Antonov An-225


Antonov An-225 Mriya (bahasa Ukraina: Антонов Ан-225 Мрія) merupakan pesawat terbesar kedua didunia yang diciptakan oleh Perusahaan Antonov. Nama belakang pesawat ini Мрія (Mriya) yang dalam bahasa Ukraina berarti Mimpi atau Inspirasi. Dahulu pesawat ini digunakan untuk mengangkut pesawat ulang alik Buran menggantikan Myasishchev VM-T. Namun seiring dengan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991 dan proyek Buran yang tidak dilanjutkan lagi tahun 1993 pesawat ini terpaksa tidak beroperasi (tidak tampak) selama hampir 8 tahun. Sebenarnya, pesawat ini ada dua. Namun hanya satu yang beroperasi (UR-82060), sedangkan yang kedua diperkirakan akan rampung di tahun 2008. Pada tahun 2001, pesawat ini kembali dioperasikan dengan menjadi pengangkut berat yang bernomor penerbangan UR-82060 (yang sebelumnya СССР-82060) sampai sekarang.

Spesifikasi (An-225)

Karakteristik umum
  • Kru: 6
  • Payload: 250,000 kg (550,000 lb)
  • Door dimensions: 440 x 640 cm (14.4 x 21 ft)
  • Panjang: 84 m (275.6 ft)
  • Lebar sayap: 88.4 m (290 ft 2 in)
  • Tinggi: 18.1 m (59.3 ft)
  • Area sayap: 905 m2 (9,743.7 ft2)
  • Cargo Volume: Templat:Convert/m3)
  • Berat kosong: 285,000 kg (628,315 lb)
  • Berat maksimum lepas landas: 600,000 kg (1,323,000 lb)
  • Mesin: 6× ZMKB Progress D-18 turbofans, 229.5 kN (51,600 lbf) masing-masingTakeoff run: 3.500 m (11,000 kaki) with maximum payload

Performa

Ini Cockpit Antonov An - 225

C-17 Globemaster III

Boeing (dulu bernama McDonnell Douglas) C-17 Globemaster III adalah sebuah pesawat angkut militer Amerika Serikat yang diproduksi oleh Boeing Integrated Defense Systems dan dioperasikan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, Angkatan Udara Britania Raya dan Angkatan Udara Australia. Pesawat ini telah juga dipilih oleh Militer Kanada dan direncanakan untuk dikirim pada 2007.[3] NATO juga berencana untuk memesan pesawat angkut jenis ini.

C-17 mengambil bentuk nama yang sama dari dua pesawat angkut berat pendahulunya yaitu C-74 Globemaster dan C-124 Globemaster II.

Ini Cockpit C-17
















F-117 Nighthawk


F-117A Nighthawk adalah pesawat serang darat siluman yang hanya dimiliki oleh Angkatan Udara Amerika Serikat. Pesawat ini adalah hasil dari program pesawat siluman Lockheed Have Blue, dan merupakan pesawat pertama yang dirancang khusus untuk menggunakan teknologi siluman.

F-117A banyak mendapatkan publikasi pada masa Perang Teluk. Kini Angkatan Udara Amerika Serikat berencana untuk mempensiunkan F-117, dikarenakan akan mulai dipakainya F-22 Raptor yang lebih efektif. F-117 akan mulai dipensiunkan secara bertahap dari Oktober 2006 sampai 2008,[3][4] dan sudah tidak ada lagi pilot baru yang dilatih untuk menggunakan pesawat ini

Penamaan

Penamaan huruf "F-" pada pesawat ini secara resmi tidak pernah dijelaskan. Namun, diperkirakan penamaan ini menggunakan konvensi penamaan pesawat militer Angkatan Udara Amerika Serikat sebelum tahun 1962, misalnya seperti F-111. Pada pesawat militer Amerika Serikat setelah tahun 1962, penamaan "F-" biasanya untuk pesawat tempur udara ke udara, "B-" untuk pesawat pengebom, "A-" untuk pesawat serang darat, dan "C-" untuk pesawat kargo (contohnya F-15 Eagle, B-2 Spirit, A-6 Intruder, dan C-130 Hercules). Pesawat siluman ini merupakan pesawat serang darat, karena itulah huruf awal "F-" dan penomorannya masih menjadi misteri.

Baru-baru ini sebuah film dokumentasi yang mewawancarai seorang anggota senior tim pengembangan F-117, mengatakan bahwa pilot-pilot terbaik akan lebih tertarik untuk mencoba pesawat "F-", dibandingkan pesawat "B-" atau "A-".[8]


Spesifikasi




Karakteristik umum

  • Kru: 1
  • Panjang: 65 ft 11 in (20.09 m)
  • Lebar sayap: 43 ft 4 in (13.20 m)
  • Tinggi: 12 ft 9.5 in (3.78 m)
  • Area sayap: 780 ft² (73 m²)
  • Berat kosong: 29,500 lb (13,380 kg)
  • Berat terisi: 52,500 lb (23,800 kg)
  • Mesin: 2× General Electric F404-F1D2 turbofans, 10,600 lbf (48.0 kN) masing-masing

Performa

Persenjataan

GBU-10
GBU-10
GBU-12
GBU-12
GBU-27
GBU-27
GBU-31
GBU-31
Persenjataan F117

F-22 Raptor


F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik, dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi nama F/A-22, dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005. Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan, dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, peralatan avionik, dan pelatihan pilot dan perawatan.

Sejarah



YF-22, pesawat pengembangan yang menjadi dasar untuk pembuatan F-22.

Advanced Tactical Fighter (ATF) merupakan kontrak untuk demonstrasi dan program validasi yang dilakukan Angkatan Udara Amerika Serikat untuk mengembangkan sebuah generasi baru pesawat tempur superioritas udara untuk menghadapi ancaman dari luar Amerika Serikat, termasuk dikembangkannya pesawat kelas Su-27 era Soviet.

Pada tahun 1981, Angkatan Udara Amerika Serikat memetakan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebuah pesawat tempur baru yang direncanakan untuk menggantikan F-15 Eagle. ATF direncanakan untuk memadukan teknologi modern seperti logam canggih dan material komposit, sistem kontrol mutakhir, sistem penggerak bertenaga tinggi, dan teknologi pesawat siluman.

Proposal untuk kontrak ini diajukan pada tahun 1986, oleh dua tim kontraktor, yaitu Lockheed-Boeing-General Dynamics dan Northrop-McDonnell Douglas, yang terpilih pada Oktober 1986 untuk melalui fase demonstrasi dan validasi selama 50 bulan, yang akhirnya menghasilkan dua prototip, yaitu YF-22 dan YF-23.

Pesawat ini direncanakan untuk menjadi pesawat Amerika Serikat paling canggih pada awal abad ke-21, karena itu, pesawat ini merupakan pesawat tempur paling mahal, dengan harga US$120 juta per unit, atau US$361 juta per unit bila ditambahkan dengan biaya pengembangan.[1] Pada April 2005, total biaya pengembangan program ini adalah US$70 miliar, menyebabkan jumlah pesawat yang direncanakan akan dibuat turun menjadi 438, lalu 381, dan sekarang 180, dari rencana awal 750 pesawat.[2] Salah satu faktor penyebab pengurangan ini adalah karena F-35 Lightning II akan memiliki teknologi yang sama dengan F-22, tapi dengan harga satuan yang lebih murah.



YF-22 'Lightning II'

YF-22 merupakan pesawat pengembangan yang menjadi dasar untuk pembuatan F-22 versi produksi. Namun, ada beberapa perbedaan signifikan antara keduanya, yaitu perubahan posisi kokpit, perubahan struktur, dan banyak perubahan kecil lainnya.[3] Kedua pesawat ini sering tertukar pada foto-foto, umumnya pada sudut pandang yang sulit untuk melihat fitur-fitur tertentu. YF-22 diberikan julukan Lighting II oleh Lockheed, nama ini bertahan sampai pertengahan 1990-an. Untuk beberapa waktu, pesawat ini juga sempat diberi julukan SuperStar and Rapier.[4] Namun F-35 kemudian secara resmi mendapat nama Lighting II pada 7 Juli 2006.[5]

YF-22 mendapatkan kontrak ATF setelah memenangkan kompetisi terbang mengalahkan YF-23 buatan Northrop-McDonnell Douglas. Pada April 2002, pada saat pengetesan, prototip pertama YF-22 jatuh ketika mendarat di Pangkalan Udara Edwards di California. Sang tes pilot, Tom Morgenfeld, tidak terluka. Penyebab jatuh ini adalah kesalahan pada perangkat lunak.[6]

Produksi



F-22 versi produksi pertama kali dikirim ke Pangkalan Udara Nellis, Nevada, pada tanggal 14 Januari 2003. Pengetesan dan evaluasi terakhir dilakukan pada 27 Oktober 2004. Pada akhir 2004, sudah ada 51 Raptor yang terkirim, dengan 22 lagi dipesan pada anggaran fiskal 2004. Kehancuran versi produksi pertama kali terjadi pada 20 Desember 2004 pada saat lepas landas, sang pilot selamat setelah eject beberapa saat sebelum jatuh. Investigasi kejatuhan ini menyimpulkan bahwa interupsi tenaga saat mematikan mesin sebelum lepas landas menyebabkan kerusakan pada sistem kontrol.[7]

Pergantian nama

Versi produksi pesawat ini diberi nama F-22 Raptor ketika pertama kali dimunculkan pada tanggal 9 April 1997 di Lockheed-Georgia Co., Marietta, Georgia.

Pada September 2002, petinggi Angkatan Udara Amerika Serikat merubah nama Raptor menjadi F/A-22. Penamaan ini, yang mirip dengan penamaan F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat, bertujuan untuk mendorong citra Raptor sebagai pesawat tempur sekaligus pesawat serang darat, dikarenakan oleh perdebatan yang terjadi di pemerintahan AS tentang pentingnya pesawat tempur superioritas udara yang sangat mahal. Nama ini kemudian dikembalikan lagi menjadi F-22 saja pada 12 Desember 2005, dan kemudian pada 15 Desember 2005 F-22A secara resmi mulai dipakai.[8]



Pembelian

Awalnya Angkatan Udara Amerika Serikat berencana memesan 750 ATF, dengan produksi dimulai pada tahun 1994. Pada tahun 1990 Major Aircraft Review merubah rencana menjadi 648 pesawat udara yang dimulai pada tahun 1996. Tujuan akhirnya berubah lagi pada tahun 1994, menjadi 442 pesawat memasuki masa pakai pada tahun 2003 or 2004. Laporan Kementrian Pertahan pada tahun 1997 merubah pembelian menjadi 339. Pada tahun 2003, Angkatan Udara mengatakan bahwa pembatasan pembiayaan kongresional yang ada sekarang membatasi pembelian menjadi 277. Pada tahun 2006, Pentagon mengatakan akan membeli 183 pesawat, yang akan menghemat $15 milyar tapi akan menaikkan pembiayaan per pesawat. Rencana ini telah mendapat persetujuan de facto dari Kongres dalam bentuk rencana pembelian beberapa tahun, yang masih membuka peluang untuk pemesanan baru melewati titik tersebut. Lockheed Martin telah mengatakan bahwa pada FY(Fiscal Year/Tahun Fiskal) 2009 mereka sudah harus tahu apakah lebih banyak pesawat akan dibeli, untuk pemesanan barang-barang long-lead.

Pada April 2006, biaya F-22A ditaksir oleh Government Accountability Office menjadi $361 juta per pesawat. Biaya ini mencerminkan total biaya program F-22A total program cost, dibagi jumlah jet yang akan dibeli oleh Angkatan Udara. Sejauh ini, Angkatan Udara telah menginvestasikan sebanyak $28 milyar dalam riset, pengembangan, dan percobaan Raptor. Uang itu, yang disebut sebagai "sunk cost," telah dibelanjakan dan terpisah dari uang yang digunakan untuk pengambilan keputusan di masa depan, termasuk pembelian kopi dari jet tersebut.



Saat semua 183 jet telah dibeli, $34 milyar akan dibelanjakan untuk pembelian pesawat udara ini sebenarnya. Ini akan menghasilkan biaya sekitar $339 juta per pesawat udara berdasarkan biaya total program. Kenaikan biaya dari satu tambahan F-22 adalah sekitar $120 juta. Jika Angkatan Udara akan membeli 100 buah tambahan F-22 hari ini, tiap pesawat akan berharga lebih rendah dari $117 juta dan akan terus jatuh dengan tambahan pembelian pesawat.[9]

F-22 bukan pesawat paling mahal yang pernah ada; kekhasan itu sepertinya berpulang pada B-2 Spirit yang secara kasar bernilai $2.2 milyar per unit; walaupun kenaikan biaya di bawah 1 milyar US Dollar. Untuk lebih adilnya, pemesanan B-2 berubah dari ratusan menjadi beberapa lusin ketika Perang Dingin berakhir sehingga harga per unitnya melangit. F-22 menggunakan lebih sedikit bahan penyerap radar daripada B-2 atau F-117 Nighthawk, dengan harapan biaya perawatan yang akan menjadi lebih rendah.

Karakteristik



Pergerakan

Mesin turbofan ganda Pratt & Whitney F119-PW-100 F-22 memiliki kemampuan pengarah daya dorong. Pengarah ini bisa mengatur perputaran axis pitch sampai sekitar 20°. Daya dorong maksimum mesin ini masih dirahasiakan, namun diperkirakan sekitar 35.000 lbf (156 kN) per turbofan. Kecepatan maksimum pesawat ini diperkirakan sekitar Mach 1,2 ketika dalam supercruise tanpa senjata eksternal. Dengan afterburner, menurut Lockheed Martin, kecepatannya "lebih dari Mach 2,0" (2.120 km/jam).

F-22 juga bisa bermanuver dengan sangat baik pada kecepatan supersonik maupun subsonik. Penggunaan pengarah daya dorong membuatnya bisa berbelok secara tajam, dan melakukan manuver ekstrim seperti Manuver Herbst, Kobra Pugachev,[10] dan Kulbit. F-22 juga bisa mempertahankan sudut menyerang konstan yang lebih besar dari 60°.[10][11] Ketinggian terbang juga mempengaruhi serangan. Dalam latihan militer di Alaska pada Juni 2006, para pilot F-22 menyebut bahwa kemampuan terbang pada ketinggian yang lebih tinggi dari pesawat lain merupakan salah satu faktor penentu kemenangan mutlak F-22 pada latihan tersebut.[12]

Avionik



Radar APG-77-1A yang dipakai oleh F-22.

F-22 menggunakan radar AN/APG-77 AESA yang dirancang untuk operasi superioritas udara dan serangan darat, yang sulit dideteksi pesawat lawan, menggunakan apertur aktif, dan dapat melacak beberapa target sekaligus dalam cuaca apapun. AN/APG-77 mengganti frekuensinya 1.000 kali setiap detik, membuatnya juga sangat sulit dilacak. Radar ini juga dapat memfokuskan emisi terhadap sensor lawan, membuat pesawat lawan mengalami gangguan.

Informasi pada radar ini diproses oleh dua prosesor Raytheon, yang masing-masing dapat melakukan 10,5 miliar operasi per detik, dan memiliki memori 300 megabyte. Perangkat lunak pada F-22 terdiri dari 1,7 juta baris koding, yang sebagian besar memproses data yang ditangkap radar.[13] Radar ini memiliki jarak jangkau sekitar 125-150 mil, dan direncanakan untuk dimutakhirkan dengan jarak maksimum sekitar 250 mil.[12]

F-22 juga memiliki beberapa fungsi yang unik untuk pesawat seukurannya. Antara lain, pesawat ini memiliki kemampuan deteksi dan identifikasi musuh yang hampir setara dengan RC-135 Rivet Joint.[12] Kemampuan "mini-AWACS" ini membuat F-22 sangat berguna di garis depan. Pesawat ini bisa menandakan target untuk pesawat F-15 dan F-16, dan bahkan dapat mengetahui pesawat apa yang pesawat kawan sedang targetkan, jadi bisa membuat agar pesawat kawan tidak mengejar target yang sama.[10][12]

Bus data yang digunakan pesawat ini diberi nama MIL-STD-1394B, yang dirancang khusus untuk F-22. Sistem bus ini dikembangkan dari sistem komersial FireWire (IEEE-1394),[14] yang diciptakan oleh Apple dan sering ditemukan pada komputer Apple Macintosh. Sistem bus data ini juga akan digunakan pada pesawat tempur F-35 Lightning II.[14]



Persenjataan

F-22 dirancang untuk membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya. Peluncuran rudal ini didahului oleh membukanya katup persenjataan lalu rudal didorong kebawah oleh sistem hidrolik. Pesawat ini juga bisa membawa bom, misalnya Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small-Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru. Selain penyimpanan internal, pesawat ini juga dapat membawa persenjataan pada empat titik eksternal, tetapi apabila ini dipakai akan sangat mengurangi kemampuan siluman, kecepatan, dan kelincahannya. Untuk senjata cadangan, F-22 membawa meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian kanan pesawat, meriam ini membawa 480 butir peluru, dan akan habis bila ditembakkan secara terus-menerus selama sekitar lima detik. Meskipun begitu, F-22 dapat menggunakan meriam ini ketika bertarung tanpa terdeteksi, yang akan dibutuhkan ketika rudal sudah habis.[10]

Kemampuan siluman




Pesawat tempur modern Barat masa kini sudah memakai fitur-fitur yang membuat mereka lebih sulit dideteksi di radar dari pesawat sebelumnya, seperti pemakaian material penyerap radar. Pada F-22, selain pemakaian material penyerap radar, bentuk dan rupa F-22 juga dirancang khusus, dan detil lain seperti cantelan pada pesawat dan helm pilot juga sudah dibuat agar lebih tersembunyi.[15] F-22 juga dirancang untuk mengeluarkan emisi infra-merah yang lebih sulit untuk dilacak oleh peluru kendali "pencari panas".

Namun, F-22 tidak tergantung pada material penyerap radar seperti F-117 Nighthawk. Penggunaan material ini sempat memunculkan masalah karena tidak tahan cuaca buruk.[16] Dan tidak seperti pesawat pengebom siluman B-2 Spirit yang membutuhkan hangar khusus, F-22 dapat diberikan perawatan pada hangar biasa.selain itu, F-22 juga memiliki sistem yang bernama "Signature Assessment System", yang akan menandakan kapan jejak radar pesawat sudah tinggi, sampai akhirnya membutuhkan pembetulan dan perawatan.

Pemakaian afterburner juga membuat emisi pesawat lebih mudah ditangkap oleh radar, ini diperkirakan adalah alasan mengapa pesawat F-22 difokuskan untuk bisa memiliki kemampuan supercruise.

Spesifikasi (F-22 Raptor)


Data dari USAF,[17] situs Tim F-22 Raptor,[18] dan Aviation Week & Space Technology[12]

Karakteristik umum

  • Kru: 1
  • Panjang: 62 kaki 1 in (18,90 m)
  • Lebar sayap: 44 kaki 6 in (13,56 m)
  • Tinggi: 16 kaki 8 in (5,08 m)
  • Area sayap: 840 kaki² (78,04 m²)
  • Airfoil: NACA 64A?05,92 akar, NACA 64A?04,29 ujung
  • Berat kosong: 31.670 lb (14.365 kg)
  • Berat terisi: 55.352 lb (25.107 kg)
  • Berat maksimum lepas landas: 80.000 lb (36.288 kg)
  • Mesin: 2× Pratt & Whitney F119-PW-100 Turbofan pengarah daya dorong pitch, 35.000 lb (155,7 kN) masing-masing

Performa

Persenjataan

  • Udara ke darat:

Avionik

  • Radar: 125-150 mil (200-240 km) terhadap target 1 m² (perkiraan)[12]

F-35 Lightning II


F-35 Lightning II adalah hasil pengembangan dari pesawat X-35 dalam program Joint Strike Fighter. Pesawat ini adalah pesawat tempur berkursi tunggal, bermesin tunggal, yang dapat melakukan banyak fungsi, antara lain pertempuran udara-ke-udara, dukungan udara jarak dekat, dan pengeboman taktis. Pengembangan pesawat ini dibiayai oleh Amerika Serikat, Britania Raya, dan beberapa negara lainnya. Pesawat ini dikembangkan dan diproduksi oleh industri kedirgantaraan yang dipimpin oleh Lockheed Martin serta dua rekan utamanya, BAE Systems dan Northrop Grumman. Pesawat demonstrasi pertama kali terbang pada tahun 2000, dan pesawat versi produksi pertama kali terbang pada 15 Desember 2006.

Sejarah

Program JAST

Program Joint Advanced Strike Technology (JAST) dimulai pada tahun 1993 dari hasil Bottom-Up-Review Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Departemen Pertahanan juga memutuskan untuk tetap mengembangkan F-22 yang sewaktu itu kontroversial, membatalkan program Multi-Role Fighter (MRF) dan A/F-X, serta menghentikan pembelian F-16 dan F/A-18C/D.

Kantor program JAST dibentuk pada 27 Januari 1994. Tujuannya adalah untuk mengembangkan pesawat, persenjataan, dan teknologi sensorik yang akan dipakai pada pengembangan pesawat taktis di masa depan. Kemudian program JAST digabungkan dengan program Common Affordable Lightweight Fighter (CALF), membentuk program Joint Strike Fighter (JSF).[4]

X-32 dan X-35

Kontrak JSF diberikan kepada Lockheed Martin dan Boeing pada tanggal 16 November 1996. Masing-masing perusahaan diharuskan untuk membuat dua pesawat yang dapat mendemonstrasikan lepas landas dan mendarat konvensional (conventional takeoff and landing, CTOL), lepas landas dan mendarat pada kapal induk, dan lepas landas pendek dan mendarat vertikal (short-takeoff and vertical-landing, STOVL). Lockheed Martin mengembangkan X-35 dan Boeing mengembangkan X-32.

Pada tanggal 26 Oktober 2001, diumumkan bahwa X-35 Lockheed Martin mengalahkan X-32 Boeing. Petinggi Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan Inggris menyatakan bahwa X-35 secara konsisten mengungguli X-32, walaupun keduanya sudah memenuhi syarat.

Penamaan

Lockheed Martin, yang mengembangkan pesawat ini dengan nama "F-24", terkejut ketika mengetahui bahwa pesawat ini akan diberi nama "F-35".[5] Pada 7 Juli 2006, Angkatan Udara Amerika Serikat secara resmi mengumumkan nama F-35, yaitu Lighting II.[6] Nama ini juga dipakai untuk mengenang pesawat sebelumnya, yaitu P-38 Lightning dan English Electric Lightning. Nama lain yang sempat dipikirkan adalah Kestrel, Phoenix, Piasa, Black Mamba, dan Spitfire II. Lighting II juga sempat menjadi nama untuk F-22 Raptor.

Pengetesan

Pada 19 Februari 2006, F-35A pertama dimunculkan di Fort Worth, Texas. Pesawat ini melewati pengetesan darat yang berat di Edwards Air Force Base pada musim gugur 2006. Pada 15 September, pengetesan pertama mesin Pratt & Whitney F135 dilakukan, dan diselesaikan pada 18 September dengan pengetesan afterburner. Kemudian pada tanggal 15 Desember, F-35A melakukan penerbangan pertamanya.

Varian



F-35A pada upacara inagurasinya.

Program Joint Strike Fighter didirikan untuk mengantikan pesawat tempur lama, dengan biaya pengembangan, produksi, dan operasi yang relatif kecil. Ini dicapai dengan membuat pesawat tempur dengan tiga varian, yang masing-masing memiliki kesamaan 80%. Ketiga varian tersebut adalah:


Spesifikasi (F-35A Lightning II)

.]]



Data dari Lockheed Martin specifications,[7][8][9] F-35 Program brief,[10] F-35 JSF Statistics[11]

Karakteristik umum

Performa

Persenjataan

Avionik

AN/APG-81